Senin, 21 Mei 2012

Maodel Penelitian Study Kasus


MODEL PENELITIAN STUDI KASUS DALAM MENGKAJI MASALAH – MASALAH PENDIDIKAN


A.    Pendahuluan
Penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah yang beawal dari adanya suatu permasalahan yang hendak dicarikan jawabannya.Dalam konteks ini, peneliti diharapkan bersikap cermat di dalam memilih masalah yang diangkat atau diajukan dalam kegiatan penelitian yang dilakukan.
Pendekatan kualitatif dalam penelitian sosial adalah salah satu pendekatan utama yang pada dasarnya adalah sebuah label atau nama yang bersifat umum saja dari sebuah rumpun besar metodologi penelitian. Tetapi aspek-aspek yang bersifat kemetodean dalam arti yang dapat dipraktikkan dalam kegiatan penelitian kualitatif terdapat brbagai variasi atau jenis – jenis metode seperti studi kasus yang memiliki karakteristik kemetodean dalam mendekati dan menelaah sebuah fenomena sosial.Di dalam makalah ini hanya ingin menyajikan secara singkat dari apa yang disebut studi kasus dalam penelitian kualitatif.[1]

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian studi kasus itu?
2.      Apa saja jenis-jenis studi kasus dan implementasinya dalam penelitian?
3.      Bagaimana model dan langkah-langkah studi kasus dan dalam mengkaji masalah-masalah pendidikan?





C.    Pembahasan
1.      Pengertian Studi Kasus
Studi kasus merupakan uraian dan penjelasan mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok , suatu organisasi (komunitas), suatu program atau suatu situasi sosial.[2] Metode ini akan melibatkan kita dalam penyelidikan yang lebih mendalam dan menyeluruh terhadap perilaku seorang individu.Di samping itu studi kasus juga dapat mengantarkan peneliti memasuki unit-unit sosial terkecil seperti perhimpunan, kelompok, keluarga dan berbagai unit sosial lainnya. Jadi, studi kasus dalam metodologi dikenal sebagai suatu studi yang bersifat komprehensif, intens, rinci dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah masalah -masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer, kekinian.Studi kasus dilihat dari dimensi tertentu dapat pula di sebut studi longitudinal yang di samakan dengan studi crosssectional.
Studi longitudinal berupaya mengobservasi obyeknya dalam jangka waktu lama dan terus-menerus. Ia pun hendak menggambarkan suatu kecenderungan atau serangkaian observasi sebelum dan sesudah .Sedangkan studi cross sectional  yang dberupaya mempersingkat waktu observasinya dengan cara mengobservasi pada beberapa tahap atau tingkat tertentu dengan harapan dari sejumlah tahap atau tingkat tersebut akan dapat dibuat kesimpulan yang sama dengan longitudinal. Dalam pengertian longitudinal studi kasus dapat besifat retrospektif ( bekerja mundur, mempergunakan data yang telah dicatat,misalnya dalam bentuk dokumen)  dan prospektif (berupaya melakukan telaah terhadap data yang ada saat ini untuk kemudian dilanjutkan dengan pengamatan jauh ke depan dalam jangka waktu tertentu.[3]
2.      Jenis – Jenis Studi Kasus dan Implementasinya dalam Penelitian
Berikut merupakan jenis-jenis studi kasus pendekatan kualitatif, hendaknya di kembangkan Bogdan dan Biglan. berkaitan dengan jenis-jenis study kasus akan ditengahkan pula implementasi study kasus dalam kegiatan penelitian. Implementasi yang di maksud disini adalah tidak lain model dan tekhnik melak akukan study kasus. Boglen dan Biklen mengklasifikasikan jenis – jenis tudi kasus ke dalam enam tipologi. Keenam tipologi ini merupakan single case studies, studi kasus tunggal. Pertama, studi kasus kesejarahan sebuah organisasi. Yang dituntut dalam studi kasus jenis ini adalah pemusatan perhatian mengenai perjalanan dan perkembangan sejarah organisaisi sosial tertentu dan dalam jangka waktu tertentu pula. Melakukan studi macam ini selain memerlukan sumber – sumber informasi dan bahan-bahan yang akurat dan terpercaya, juga membutuhkan kecermatan dalam merinci secara sistematik perkembangan dari tahap-tahap sebuah organisasi sosial. Untuk memastikan ketersediaan bahan-bahan dan sumber informasi yang diperlukan, agaknya penting studi pendahuluan dalam studi kasus tipe pertama.
Kedua, Studi kasus observasi. Yang lebih ditekankan di sini adalah kemampuan seorang peneliti menggunakan tehnik observasi dalam kegiatan penelitian. Dengan tehnik observasi partisipan diharapkan dapat dijaring keterangan-keterangan empiris yang detail dan aktual dari unit analisis penelitian, apakah itu menyangkut kehidupan individu maupun unit-unit sosial tertentu dalam masyarakat. Ketiga, Studi kasus sejarah hidup. Studi ini mencoba menyingkap dengan lengkap dan rinci kisah perjalanan hidup sseorang sesuai dengan tahap-tahap dimana dinamika dan liku-liku yang mengharubiru kehidupannya. Seseorang yang dimaksud tentu tidak sembarang orang melainkan yang memiliki keinikan yang menonjol dan luar biasa dalam konteks kehidupan masyarakat, misalnya tentang kehadirannya memberi makna tersendiri sekaligus sangat mewarnai perubahan-perubahan dalam masyarakat.Melakukan studi kasus life history ini dapat bersandar pada dokumen-dokumen pribadi yang bersandar pada dokumen-domen pribadi yang bersangkutan serta dengan melkukan wawancara dalam mendalam orang pertama sebagai sumber utama. Keempat, studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan. Seorang peneliti yang berpengalaman serta memiliki kepekaan dan ketajaman naluriyah sebagai peneliti seringkali mampu melihat sisi – sisi unik tapi bermakna dari lingkungan sosial sekitarnya di dalam komunitas di mana dia hidup dan bergaul sehari-hari. Kenyataannya dapat dijadikan pusat perhatian studi kasus kemasyarakatan. Kelima, studi kasus analisa situasional. Kehidupan sosial yang dinamis dan selalu menggapai perubahan demi perubahan tentu saja mengisyaratkan adanya letusan-letusan situasi dalam bentuk peristiwa-peristiwa atau katakanlah fenomena tertentu. Keenam, Studi Kasus Mikroetnografi.  Studi kasus ini dilakukan terhadap sebuah unit sosial terkecil. Sebuah sisi tertentu dalam kehidupan sebuah komunitas atau organanisasi atau seorang individu.[4]
      Selanjutnya, implementasi studi kasus dalam kegiatan pendidikan. Dalam hal ini, sebelumnya perlu membangun model seorang peneliti perlu memperhatikan empat aspek kualitas yakni:validitas konstruk, validitas internal, validitas eksternal dan reabilitas.Ada lima komponen dalam model studi kasus.
1.      Pertanyaan – pertanyaan penelitian.
2.      Proporsi penelitian
3.      Unit – unit analisis penelitian
4.      Logika yang mengaitkan data dengan proposisi
5.      Kriteria untuk menginterpretasikan
      Ada istilah yang sering muncul dalam wujud nyata (implementasi) dalam studi kasus yaitu Ex Post Facto adalah model studi yang prosesnya telah terselesaikan. Ex post facto  adalah suatu model studi yang terkait dengan studi longitudina dan dapat pula terkait studi cross sectional, untuk obyek telaah yang telah diselesaikan prosesnya. Untuk lebih mempertjam makna dan fungsi arti ex post facto penulis cenderung menawarkan penggunaan istilah ex post facto hanya untuk telaah objek yang prosesnya sudah final tidak dapat diulang atau dilanjutkan pada subyek yang sama. Misalnya, peran bimbingan orang tua yang anaknya telah sukses, efektifitas program setelah yang bersangkutan lulus kepemimpinan setelah mengundurkan diri, evaluasi kurikulum tidak dipakai setelah kebijakan tersebut di ganti dengan kebijakan lain.[5]
3.      Model Penelitian Studi Kasus dan Langkah – Langkahnya dalam Mengkaji Masalah Pendidikan
      Karakteristik umum model penelitian berperan sebagai latar untuk model yang spesifik bagi studi kasus yang didasarkan atas asumsi bahwa studi kasus tunggal dan multikasus mencerminkan pertimbangan desain yang berbeda dan kedua tipe model tersebut juga ada kesatuan unit analisis. Untuk model studi kasus ini ada empat tipe model yaitu : (a) Model studi kasus tunggal holistic, (b) model studi kasus tunggal terjalin, (c) Model multikasus holistic, (d) Model terjalin
      Model kasus tunggal ini menunjukkan adanya kebutuhan suatu keputusan sebelum pengumpulan data apapun.
Penelitian studi kasus merupakan suatu model yang cocok untuk beberapa keadaan. Karena kasus tunggal ialah manakala kasus tersebut meyatakan kasus penting dalam menguji suatu teori yang telah disusun dengan baik, di mana proposisi-proposisi tersebut telah diyakini kebenarannya, untuk memastikan, mengubah, atau mengembangkan teori  yang bersangkutan. Kasus tunggal tersebut\kemudian bisa digunakan untuk menentukan apakah teori tersebut benar, ataukah penjelasannya relevan bahkan bisa membantu untuk memfokuskan kembali penelitian masa mendatang secara menyeluruh.[6]
      Model studi kasus holistick sebagai kebalikan dari studi kasus terjalin, yang mencakup lebih dari satu unit analisis.
      Sedangkan model studi kasus terjalin yaitu  bilamana, di dalam kasus tunggal perhatian diberikan pada satu atau beberapa subunit analisis.Di mana analisisnya mencakup hasil proyek-proyek perorangan.
      Kedua kasus tunggal di atas, memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri. Model holistic menguntungkan bilamana tak satupun subunit yang logis dapat diidentifikasikan dan bilamana teori relevan yang mendasari studi kasus itu adalah sifat holistikitu sendiri.Namun, model terjalin juga memiliki kelemahan tesendiri, bilamana studi kasus hanya terfokus  pada subunit analisis.
       Model multikasus sebagai lawan model kasus tunggal. Di mana studi-studi kasus telah dipandang sebagai metodologi yang berbeda dari kasus tunggal.
Desain ini juga memiliki kelemahan yaitu seringkali dipandang lebih merangsang, dan keseluruhan penelitiannya dipandang lebih kuat dan penyelenggaraannyamenuntut banyak sumber dan waktu ekstra penyelidik.[7]
            Adapun Langkah – Langkahnya adalah sebagai berikut:
·         Pemilahan Kasus yaitu dalam pemilahan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan objek orang, lingkungan, program, proses dan masyarakat atau unit sosial. Ukuran dan kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan denga batas waktu yang tersedia.
·         Pengumpulan data yaitu dalam pengumpulan data ini tehnik yang dipakai dalam penelitian studi kasus adalah obsevasi, wawancara, dan analisis dokumentasi.
·         Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi dan mengklasifikasi data menjadi unit – unit yang dapat dikelola.
·         Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul hendaknya dilakukan penyempurnaan data baru terhadap kategori yang telah ditemukan.
·         Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah dibaca dan mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelassehingga memudahkan pembaca untuk memahami seluruh informasi penting.[8]

D.    Kesimpulan
            Studi kasus merupakan uraian dan penjelasan mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program atau suatu situasi sosial.
            Jenis-jenis kasus antara lain :studi kasus kesejarahan sebuah organisasi, studi kasus observasi, studi kasus sejarah hidup, studi kasus komunitas sosial atau kemasyarakatan, studi kasus analisa situasional, dan studi kasus mikroetnografi.
            Adapun model studi kasus dan langkah-langkahnya sebagai berikut;
Model studi kasus tunggal holistic, studi kasus tunggal terjalin, studi kasus multikasus holistic, dan multikasus terjalin. Langkah-langkahnya yaitu pemilahan kasus,pengumpulan data, analisa data, perbaikan dan penulisan laporan.

E.     Penutup
Demikianlah makalah yang bisa kami uraikan, apabila ada kesalahan  dalam penulisan maupun dalam penyajian makalah, kami selaku penyusun makalah minta maaf sebesar-besarnya.
Mungkin makalah ini belum sempurna kritik dan saran kami butuhkan demi kesempurnaan makalah berikutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca semua dalam mempelajari ilmu pendidikan khususnya dalam pokok bahasan studi kasus dalam mengkaji masalah pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
            Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
            Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003)
            Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001)
            http:// www.google.co.id/ m ? +metode+ penelitian +studi + kasus/
Noeng, Muhadjir,Metodologi Peneliyian Kualitatif,( Yogyakarta: Rake Sarasin,2000),.








                                              


[1].Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 18
[2]. Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 201
[3] Burhan Bungin, Op. Cit. hlm 21
[4].Ibid, hlm. 27 multikasus
[5] Noeng, Muhadjir,Metodologi Peneliyian Kualitatif,( Yogyakarta: Rake Sarasin,2000), hlm. 54
.6. Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005, hlm. 46
[7]. Ibid, hlm. 49         
[8]. http:// www.google.co.id/ m ? +metode+ penelitian +studi + kasus/diakses tanggal 06/05/2012/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar